Oleh : Siti Rahma (Fakultas : Ushuluddin dan filsafat Prodi : sosiologi agama)
Agama di Indonesia merupakan peranan penting bagi kehidupan masyarakat. hal ini juga termasuk dalam Ideologi negara kita yaitu pada Pancasila ketiga “ “Ketuhanan yang Maha Esa”. Disebutkan bahwa Indonesia mengakui agama-agama yang dianut oleh penduduknya, tetapi tidak mengakui penduduk yang tanpa agama. Karena hal ini sesuai dengan sila ketiga yang menyebutkan bahwa penduduk Indonesia harus mempunyai pegangan atau agama.
Masalah tolenransi beragama adalah masalah yang sering kali terjadi dalam masyarakat dalam berbangsa dan bernegara. Banyak sekali dari masyarakat yang tidak menjunjung tinggi nilai perbedaan dengan melakukan tindak intoleransi terutama dalam masalah keyakinan atau agama. Realitasnya sikap intoleransi beragama sangat sering terjadi dengan melibatkan sekelompok masyarakat, mungkin juga termasuk mahasiswa didalamnya. Padahal semestinya seorang mahasiswa harus paham betul bagaimana menyikapi dari perbedaan agama ini, bukan malah memperkeruh suasana dengan ikut ikut dalam pertikaian antar agama. Yang harus diupayakan sekarang adalah bagaimana mencari soluis untuk mengolah perbedaan itu sebagai kekuatan yang dapat mempersatukan kita semua dalam membela NKRI (Negara Kesatuan Repubil Indonesia).
Mahasiswa diharapkan dapat menjadi masa depan bangsa. bukan hanya memenuhi tugas intelektualnya saja, tetapi harus dibarengi dengan aspek sosial yang tinggi. Karena itulah perlu dikaji dengan benar bagaimana pandangan mahasiswa terhadap toleransi beragama, dan kaitannya dengan kehidupan sehari hari yang dijalani. Mahasiswa mempunyai peran yang sangat besar dalam hal ini, yaitu memperkuat toleransi untuk masa depan bangsa yang satu. Apalagi dalam era globalisasi ini yang mendatangkan banyak masalah bagi umat beragama. Dari yang kita lihat sering sekali umat beragama menjadi topik ataupun hal yang harus dibasmi, dan dari banyaknya agama, agama islamlah yang sangat sering ingin dihancurkan oleh dimata dunia. Yang ingin menghancurkannya bisa jadi dari salah satu pemeluk agama, ataupun yang tidak memeluk agama manapun. ( Yunus Ali Al-Mukhdor, 1994).
Hal seperti itu seharusnya tidak lagi terjadi di kehidupan kita. Oleh karena itu kita butuh pemuda dan mahasiswa untuk membenah dan menyadarkan kita semua pentingnya saling menjaga dan menghargai perbedaan yang ada. Tugas utama mahasiswa adalah selain aktif dalam civitas akademika, juga diharapkan dapat membangun sosial yang baik dengan masyarakat. Mahasiswa juga harus mengaktualisasikan ajaran-ajaran agama tentang toleransi dan perdamaian dalam kehidupan sehari-hari. baik itu saat bergaul dengan posisi yang sebagai mahasiswa ataupun saat berkumpul di tengah keluarga dan ketika berada di dalam masyarakat. Dari pergerakan mahasiswa inilah sangat diharapkan adanya perubahan dan kesadaran umat beragama untuk tidak saling menjatuhkan lagi. Sering kali konflik yang melibatkan pertikaian agama beruma dari kesalah pahaman dan berlanjut dengan keegoisan manusia itu sendiri yang ingin menang.
Toleransi merupakan sikap terbuka dalam menghadapi perbedaan. Toleransi ini juga diharapkan dapat menumbuhka sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan atau eksistensi yang ada dari masing-masing agama. Keaneka ragaman yang kita miliki jangan diartikan sebagai ancaman. Akan tetapi kita jadikan sebagai peluang untuk saling bersinergi secara positif. Toleransi dapat dikatakan sebagai jalan keluar yang dicetus didalam agama Islam toleransi dikatakan sebagai jalan keluar untuk menyikapi pluralisme. Hal itu juga terdapat didalam ayat Al-Quran dan Hadist Hadist nabi. (P. Dr. Bortomeleus Bolong, OCD. Pdt. Dr. Frederik Y. A. Doeka:2013)
Br. Angel Nadut, SVD Dosen FKIP UNWIRA-Kupang mengatakan Penjelasan tentang “Kasihilah Tuhanmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap kekuatanmu, dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu kamu mengasihi dirimu sendiri (Lukas 10:27)”.
Kasih dan kerukunan dalam kemajemukan bangsa dan negara harus tercermin dari kita sendiri, dengan melakukan perbuatan nyata sebagai bentuk rasa peduli sesama. saling menolong, mengasihi, menghargai, menghormati, termasuk di dalamnya menghormati agama dan iman orang lain.
Tentu dengan adanya permasalahan tersebut setiap mahasiswa harus mampu mengelola perbedaan dalam kehidupan sehari-hari, hal ini menjadi tanggung jawab setiap individu mahasiswa. Bukan hanya tugas ari mahasiwa jurusan perbedaan agama, ataupun tugas mahasiswa FKIP agama. Tetapi hal ini menjadi tugas kita semua untuk dapat mengambil jalan yang baik dalam meluruskan kesalah pahaman antar agama. lalu bagaimana cara kita mengelola perbedaan yang ada? “perbedaan yang ada wajar adanya, karena kita bukanlah manusia yang lahir dari ibu yang sama dengan suku, ras dan agama yang sama. Maka dari itu jadikanlah perbedaan ini sebagai wadah untuk bersatunya kita semua dalam rangka mengoptimalkan kinerja bangsa. (P. Dr. Bortomeleus Bolong, OCD. Pdt. Dr. Frederik Y. A. Doeka:2013)
Hidup rukun menjadi dambaan bagi kita semua, terlepas dari apa agama yang kita anut, kita harus belajar bagaimana caranya hidup rukun dengan sesama. Pergerakan dari mahasiswa semoga membuka pintu hati setiap manusia untuk saling sanyang menyayangi. P. Krist Jawa, CMF meyampaikan bahwa “Pintu berkat Tuhan terbuka ketika kita semua yang mencari hidup dalam kerukunan dengan saling menghormati satu sama lain.
Banyak manfaat yang bisa didapatkan dari toleransi antar umat beragama, hal ini memilikim peran tersendiri dalam kemajuan bangsa. Akan tetapi dalam menjalaninya harus dengan sewajarnya saja dengan tidak menghilangkan rasa cinta sesama. karena hal itu dapat mengganggu kepentingan, kenyamanan maupun hak orang lain, dapat menyinggung perasaan orang lain, dan jangan sampai merusak norma-norma yang ada, apalagi sampai merusak akidah dari keyakinan kita. Terutama bagi umat muslim, toleransi agama ini memang sangat penting dan sudah diatur juga didalam islam. Yang kita harapkan adalah menjadi umat mansuia yang tidak saling merugikan satu sama lain.
Berikut beberapa manfaat dari toleransi yang dilakukan;
• Terciptanya suasana yang aman,damai dan nyaman dalam bermasyarakat.
• Terciptanya Toleransi antar umat Beragama meningkat dengan rasa saling memiliki antar sesama.
• Terciptanya rasa aman bagi pemeluk agama, apalagi agama minoritas supaya tidak merasa kecil dalam kehidupannya.
Meminimalisir terjadinya konflik yang terjadi yang mengatasnamakan Agama.
Referensi:
Abdul Ghofur, 2002. Demokratisasi dan Prospek Hukum Islam di Indonesia (Studi atas Pemikiran Gus Dur), cet. I, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Lukas, D.B., & Britt, S. H., 2012. Measuring Advertising Effectinevess. Mcgraw hill, New York.
Yunus Ali Al-Mukhdor. 1994. Toleransi Kaum Muslimin. Surabaya: PT. Bungkul Indah.