Acehpost.id | Banda Aceh – Mahasiswa Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam angkatan 2023 dari UIN Ar-Raniry mengadakan kunjungan ke Yayasan Kayyis Ahsana di Jalan Garut No.6, Desa Garut, Aceh Besar. Kunjungan yang berlangsung selama satu jam ini bertujuan memperkuat pemahaman mahasiswa tentang kewirausahaan sosial. (7/6/24)
Yayasan Kayyis Ahsana dikenal sebagai pusat rehabilitasi dan penerimaan wajib lapor bagi korban penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif. Kegiatan kunjungan ini dipandu oleh Dr. T. Lembong Misbah, S.Ag., M.A, dosen mata kuliah Kewirausahaan Sosial di UIN Ar-Raniry.
Miswardin Hutabarat, S.Sos., alumni Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam yang kini menjabat sebagai Program Manager di Yayasan Kayyis Ahsana, membuka perbincangan dengan menceritakan sejarah berdirinya yayasan. Didirikan pada tahun 2016 dan mulai aktif beroperasi pada tahun 2017, yayasan ini berawal dari keprihatinan seorang guru terhadap maraknya penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja. Yayasan ini tidak hanya fokus pada rehabilitasi, tetapi juga pengembangan keterampilan kewirausahaan bagi kliennya.
Pada tahun 2020, Yayasan Kayyis Ahsana menerima surat keputusan dari Kementerian Sosial yang semakin memperkuat legalitas dan kredibilitasnya, serta memperoleh akreditasi dengan predikat excellent (A). Yayasan ini bermitra dengan BNN Pusat, Kementerian Sosial, dan berbagai komunitas lainnya dalam menanggulangi masalah narkoba.
Program-program yang dijalankan yayasan meliputi rehabilitasi berbasis agama, pelatihan keterampilan, dan pengembangan usaha produktif seperti peternakan ikan lele, ayam, dan bebek. Tujuan dari pelatihan ini adalah agar klien tidak hanya belajar merubah pola hidup, tetapi juga memperoleh keahlian yang bisa dikembangkan saat kembali ke masyarakat.
Miswardin menekankan pentingnya manajemen yang baik dalam menjalankan program-program yayasan. Sejak bergabung pada tahun 2019, ia bersama timnya telah berhasil merehabilitasi hampir 100 orang klien. Saat ini, yayasan menampung 25 klien aktif yang sedang menjalani rehabilitasi dan pelatihan keterampilan.
Kunjungan ini memberikan wawasan berharga bagi mahasiswa tentang pentingnya kewirausahaan sosial dalam proses rehabilitasi narkoba. Yayasan Kayyis Ahsana menunjukkan bahwa pemberdayaan dan pendidikan dapat menjadi alat efektif dalam mengatasi masalah sosial yang kompleks.
Mahasiswa disarankan untuk terus memantau perkembangan program di Yayasan Kayyis Ahsana dan mencari peluang kolaborasi lebih lanjut. Dengan dukungan berkelanjutan, diharapkan program-program yayasan dapat diperluas dan ditingkatkan kualitasnya.
Model yang diterapkan oleh Yayasan Kayyis Ahsana diharapkan dapat diadopsi oleh lembaga lain, sehingga semakin banyak korban penyalahgunaan narkoba yang bisa direhabilitasi dan memulai hidup baru yang produktif. Dokumentasi kegiatan berupa foto, video, dan catatan tertulis yang disusun oleh mahasiswa akan menjadi referensi berharga untuk pembelajaran di masa depan.
Miswardin menambahkan, “Kami percaya bahwa dengan pemberdayaan dan pendidikan yang tepat, para klien dapat kembali ke masyarakat dengan keahlian baru dan semangat hidup yang lebih baik.” []