Acehpost.id | Banda Aceh — Forum Komunikasi Generasi Muda Pidie (Fokusgampi) dan DPD KNPI Aceh Gelar kegiatan Dialog Pendidikan Ke-Acehan dengan tema “Keistimewaan Aceh dan Urgensi Pendidikan Muatan Lokal.” Kegiatan ini diadakan untuk menyoroti berbagai permasalahan multidimensi dalam pendidikan Aceh, khususnya terkait pendidikan muatan lokal,Kamis (04/06/2024).
Dalam Diskusi Tersebut Mohd. Reza Pahlevi mengungkapkan bahwa hingga saat ini, pendidikan di Aceh masih menghadapi berbagai kendala, terutama dalam hal regulasi pelaksanaan pendidikan Ke-Acehan.
“Belum adanya regulasi yang jelas mengenai pendidikan muatan lokal di setiap jenjang pendidikan menjadi salah satu hambatan utama. Dialog ini diadakan untuk mengeksplorasi berbagai permasalahan tersebut hingga melahirkan solusi konkrit yang harapannya dapat diimplementasikan,” jelas Reza.
Ketua Fokusgampi Banda Aceh, Muhammad Rafsanjani, menekankan pentingnya kegiatan ini dalam membangun kesadaran generasi muda tentang sejarah dan budaya Aceh.
“Generasi mendatang harus memahami dan menyadari identitas diri mereka sebagai masyarakat Aceh,” ujarnya.
Wakil Ketua DPD KNPI Aceh, Subchan, S.Sos.I., M.Ag, juga menegaskan pentingnya implementasi pendidikan Ke-Acehan dalam pendidikan formal dan informal.
“Pendidikan Ke-Acehan harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan seluruh pihak terkait, termasuk para pemuda,” tambah Subchan.
Dialog ini menghadirkan beberapa narasumber, di antaranya Prof. Sofyan A. Gani, M.A dari Majelis Pendidikan Aceh, Kepala Dinas Pendidikan Aceh Marthunis, S.T., D.E.A yang diwakili oleh Zulbahri Nurdin, Danil Akbar Taqwadin, B.A., M.Sc., PhD selaku Sekretaris DPD KNPI Aceh, serta Dr. Fajran Zain, M.A dari ESGE Study Center.
Para peserta yang hadir terdiri dari berbagai organisasi kepemudaan, ormas, LSM, dan OKP. Dari dialog ini, beberapa rekomendasi penting dihasilkan, antara lain:
- Regulasi Pendidikan Muatan Lokal
Dibutuhkan regulasi yang mengatur pelaksanaan pendidikan muatan lokal di Aceh, termasuk sertifikasi guru. - Pengembangan Kurikulum
Perlu ada kajian lanjutan untuk menghasilkan kurikulum muatan lokal di setiap jenjang pendidikan. - Muatan Lokal yang Komprehensif
Muatan lokal tidak hanya mencakup bahasa Aceh, tetapi juga budaya dan sejarah Aceh yang harus diajarkan kepada generasi muda. - Keseriusan Pemerintah
Diperlukan keseriusan dari pemerintah, baik eksekutif maupun legislatif, untuk melaksanakan pendidikan berbasis muatan lokal. - Revisi Pergub Nomor 7 Tahun 2022
Butir-butir muatan lokal dalam Pergub tersebut perlu dikaji ulang secara komprehensif agar pendidikan muatan lokal Aceh berbasis agama/syariat Islam, budaya, dan sejarah dapat terlaksana dengan baik.
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam memperbaiki dan mengembangkan pendidikan muatan lokal di Aceh, sehingga generasi mendatang dapat lebih memahami dan menghargai kekayaan budaya serta sejarah daerah mereka.