Home / Pemerintah / Pendidikan

Senin, 6 Oktober 2025 - 14:10 WIB

Kadisdik Aceh Tekankan Budaya Kerja dan Evaluasi Sekolah sebagai Kunci Meningkatkan Mutu Pendidikan

Redaksi - Penulis Berita

Kepala Dinas Pendidikan Aceh Marthunis,S.T.,D.E.A

Kepala Dinas Pendidikan Aceh Marthunis,S.T.,D.E.A

Banda Aceh – Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Marthunis, S.T., D.E.A., menyampaikan paparan mendalam mengenai pentingnya budaya kerja dan evaluasi berbasis data di hadapan Pejabat Eselon III dan IV, serta seluruh ASN dan Non-ASN Dinas Pendidikan Aceh. Kegiatan ini berlangsung pada Senin, 06 Oktober 2025, di Aula Disdik Aceh, sebagai bagian dari upaya menguatkan fondasi kerja birokrasi pendidikan yang profesional, disiplin, dan berorientasi hasil pada Dinas Pendidikan Aceh.

Dalam arahannya, Marthunis menekankan pentingnya disiplin waktu sebagai bentuk tanggung jawab profesional. Ia menegaskan bahwa tepat waktu bukan hanya soal kebiasaan, tetapi bentuk penghormatan terhadap perencanaan dan produktivitas.

Lebih lanjut, ia memaparkan isi dari dokumen budaya kerja yang berlaku di lingkungan Pemerintah Aceh, khususnya yang berkaitan dengan nilai-nilai kerja, ketentuan umum, agen perubahan, serta mekanisme pembinaan dan evaluasi yang harus dilakukan secara berkala.

Menurut Marthunis, budaya kerja di lingkungan Dinas Pendidikan Aceh bersifat wajib dan menjadi pedoman bagi setiap pegawai dalam menjalankan tugas. Ia menyampaikan bahwa nilai-nilai utama yang harus di internalisasi antara lain adalah disiplin, akuntabilitas, loyalitas, serta nilai-nilai yang terangkum dalam akronim “BerAKHLAK”, yang meliputi orientasi pelayanan, integritas, kerja sama, hingga akuntabilitas dalam menghadapi perubahan.

“Semua ini, katanya, tidak boleh berhenti pada tataran teori atau hafalan semata, melainkan harus benar-benar tertanam dalam hati dan diwujudkan dalam tindakan nyata sehari-hari,” sebutnya.

Di hadapan seluruh staf, ia juga menyoroti peran penting agen perubahan yang akan dipilih secara selektif dan ditetapkan melalui SK Gubernur. Agen-agen ini nantinya bertugas untuk menjadi motor penggerak perubahan budaya kerja di instansi masing-masing.

“Evaluasi terhadap pelaksanaan budaya kerja, menurutnya, akan dilakukan minimal satu kali dalam setahun sebagai bentuk komitmen terhadap peningkatan mutu organisasi secara berkelanjutan,” jelas Marthunis

Tidak hanya berbicara soal budaya kerja, Marthunis juga mengangkat pentingnya evaluasi dan pemetaan kondisi sekolah secara menyeluruh. Ia menjelaskan format baru pelaporan yang harus diterapkan oleh sekolah-sekolah, yang mencakup data siswa, guru, kompetensi GTK, hingga kesesuaian program kerja dengan data dari Rapor Pendidikan.

“Melalui pendekatan ini, setiap sekolah diharapkan mampu melakukan perencanaan dan intervensi yang tepat dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran dan layanan pendidikan,” ujarnya.

Ia mengungkapkan bahwa beberapa sekolah seperti SMK Simpang Jernih dan SMAN Simpang Kiri telah memulai presentasi evaluasi mereka sebagai model awal. Menurutnya, literasi dan kualitas pendidikan Aceh sangat tergantung pada kekuatan dan keseriusan sekolah dalam menyusun strategi berdasarkan data.

“Ia optimis, jika semua pihak terlibat secara aktif dan kolaboratif, menjadikan Aceh sebagai salah satu daerah dengan pendidikan terbaik di Indonesia bukanlah mimpi yang mustahil,” kata Marthunis.

Marthunis juga membagikan kabar menggembirakan terkait capaian siswa Aceh dalam partisipasi program nasional yang menunjukkan data tertinggi di Indonesia.

“Meski secara nasional Aceh berada di peringkat tujuh, ia menyebutkan bahwa capaian internal menunjukkan posisi tertinggi dalam partisipasi dan ini menjadi bukti bahwa kerja sama lintas lini bisa menghasilkan prestasi luar biasa,” ujar Marthunis.

Menutup paparannya, ia menyampaikan bahwa Dinas Pendidikan Aceh akan menerima kunjungan dari Komisi Informasi Aceh (KIA) dalam rangka visitasi penilaian badan publik informatif. Ia menegaskan bahwa keterbukaan informasi adalah bagian dari tanggung jawab publik yang tak terpisahkan dari semangat transparansi. Ia menyebut bahwa laporan kekayaan (LHKPN) semua pejabat telah rampung, sebagai bentuk komitmen terhadap akuntabilitas dan integritas.

“Kalau kita semua bergerak, bekerja sama dengan hati dan data yang jelas, maka pendidikan Aceh bisa menjadi yang terbaik di Indonesia. Ini bukan sekadar harapan, tapi sesuatu yang bisa kita wujudkan bersama,” tutupnya penuh keyakinan.(*)

Share :

Baca Juga

Pemerintah Aceh

“Polisi Saweu Sikula”, Kolaborasi Disdik dan Polda Aceh Tekan Kenakalan Remaja di Aceh Selatan

Pemerintah

Disdik Aceh Gelar Tryout TKA, Tingkatkan Kesiapan Siswa Menghadapi Ujian dan Tantangan Global

Pemerintah

Mualem Paparkan Peluang Investasi Aceh Kepada Investor Timur Tengah di Makkah

Pemerintah

Marthunis Pamit, Murthalamuddin Siap Lanjutkan Misi Pendidikan Aceh

Pemerintah

Disdik Aceh Gelar Pelatihan Teaching Factory untuk Siswa SMK Lewat MTU, Siapkan 240 Peserta di 6 Titik Lokasi

Pemerintah

Siswa Aceh Torehkan Prestasi di OSN Nasional 2025

Pemerintah

Mualem Minta Dukungan Menteri LHK untuk Dana Abadi Kombatan dan Korban Konflik

Pemerintah

Gubernur Aceh Tegaskan Penolakan atas Kebijakan Pusat Potong Dana Transfer ke Daerah