Oleh: Harir Rizky Tullah
Acehpost.id | Banda Aceh — Kemiskinan adalah kondisi di mana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, pendidikan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan sering kali diukur dengan pendapatan individu atau keluarga yang berada di bawah garis kemiskinan yang ditetapkan oleh pemerintah atau lembaga internasional. Namun, kemiskinan juga mencakup aspek non-ekonomi, seperti kurangnya akses terhadap pendidikan, pekerjaan yang layak, dan partisipasi dalam kehidupan sosial dan politik.
Dalam Islam, kemiskinan bukan hanya masalah ekonomi, tetapi juga merupakan masalah moral dan sosial yang mempengaruhi kesejahteraan umat secara keseluruhan. Rasulullah SAW sangat menekankan pentingnya mengatasi kemiskinan dan memberikan perhatian khusus kepada kaum miskin. Salah satu hadis yang terkenal mengenai hal ini adalah:
“Tidaklah beriman kepadaku orang yang kenyang sedangkan tetangganya lapar di sampingnya, padahal ia mengetahui.” (HR. Bukhari)
Hadis ini menekankan bahwa seorang Muslim sejati tidak hanya peduli pada dirinya sendiri tetapi juga harus peduli terhadap kondisi tetangganya. Mengatasi kemiskinan adalah bagian dari manifestasi keimanan dan tanggung jawab sosial seorang Muslim.
Analisis Hadis
1. Makna Kesejahteraan Kolektif
Hadis ini mengajarkan bahwa kesejahteraan individu tidak dapat dipisahkan dari kesejahteraan kolektif. Islam mengajarkan umatnya untuk saling peduli dan membantu satu sama lain. Keimanan seseorang tidak sempurna jika ia tidak peduli terhadap kondisi orang lain di sekitarnya.
2. Tanggung Jawab Sosial
Rasulullah SAW menekankan bahwa kemiskinan adalah tanggung jawab bersama. Setiap individu harus berperan dalam memberantas kemiskinan, baik melalui zakat, sedekah, maupun bentuk bantuan lainnya. Zakat, misalnya, merupakan salah satu pilar Islam yang bertujuan mengurangi kesenjangan sosial dan membantu mereka yang kurang beruntung.
3. Penghapusan Kesenjangan Sosial
Islam sangat menentang adanya kesenjangan sosial yang ekstrem. Hadis ini menunjukkan pentingnya upaya kolektif dalam menghapus kesenjangan tersebut. Setiap Muslim diharapkan aktif dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.
4. Peran Pemerintah
Selain peran individu, pemerintah dalam Islam juga diharapkan untuk berperan aktif dalam mengatasi kemiskinan. Dalam sejarah Islam, Khalifah Umar bin Khattab dikenal dengan kebijakan sosialnya yang membantu kaum miskin dan memperhatikan kesejahteraan rakyatnya. Pemerintah harus menyediakan lapangan kerja, akses pendidikan, dan pelayanan kesehatan untuk semua lapisan masyarakat.
Kesimpulan
Mengatasi kemiskinan adalah salah satu nilai inti dalam ajaran Islam. Hadis tentang pentingnya peduli terhadap tetangga yang lapar menunjukkan bahwa Islam sangat memperhatikan masalah kemiskinan dan mendorong umatnya untuk aktif dalam mengatasinya. Islam menekankan tanggung jawab sosial, kesejahteraan kolektif, dan peran pemerintah dalam memberantas kemiskinan. Dengan demikian, upaya memberantas kemiskinan harus dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan, melibatkan semua elemen masyarakat, dari individu hingga pemerintah.
Upaya ini tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan keimanan umat. Dengan mengikuti ajaran Rasulullah SAW, diharapkan kita dapat mewujudkan masyarakat yang lebih adil, sejahtera, dan harmonis. []
