Home / Daerah / Pendidikan

Sabtu, 4 Oktober 2025 - 20:27 WIB

Siswi SMAN 1 Matangkuli Tembus Beasiswa Global, Bangkit dari Kegagalan Menuju Dunia Internasional

Redaksi - Penulis Berita

Syarifah Razalya Faradilla, siswi kelas X SMA Negeri 1 Matangkuli, Aceh Utara.

Syarifah Razalya Faradilla, siswi kelas X SMA Negeri 1 Matangkuli, Aceh Utara.

Lhoksukon – Mimpi besar kadang lahir dari tempat yang sederhana. Itulah yang dialami Syarifah Razalya Faradilla, siswi kelas X SMA Negeri 1 Matangkuli, Aceh Utara. Dari ruang kelas di pelosok Aceh, ia berhasil menembus program AFS Global STEM Innovators—sebuah ajang pertukaran pelajar bergengsi yang didanai penuh oleh perusahaan minyak asal Amerika Serikat, Harbour Energy.

Kepala SMA Negeri 1 Matangkuli, Khairuddin, M.Pd, mengatakan bahwa program ini merupakan kesempatan langka bagi remaja usia 15–17 tahun untuk mempelajari sains, teknologi, teknik, matematika (STEM), dan isu keberlanjutan global. Kegiatan ini akan berlangsung selama enam minggu, dimulai secara daring pada 4 Oktober hingga 2 November 2025, lalu dilanjutkan dengan pertemuan langsung di Jakarta pertengahan November.

“Syarifah bukan dari keluarga mampu, tapi dia punya semangat luar biasa. Pernah kalah di lomba pidato Bahasa Inggris, tapi tak berhenti di situ. Kini dia justru melangkah lebih jauh—menjadi bagian dari 100 peserta terpilih dari 1.200 pendaftar di seluruh Indonesia,” ujar Khairuddin dengan bangga.

Bagi sang kepala sekolah, keberhasilan ini bukan hanya pencapaian pribadi Syarifah, tapi juga bukti bahwa pendidikan berkualitas tak selalu harus lahir dari kota besar. “Sekolah kami di pelosok, tapi mimpi anak-anaknya sudah mendunia,” tambahnya.

Guru pembimbing, Roslaini, S.Pd, menceritakan proses seleksi yang cukup ketat. Para peserta harus menulis esai budaya dalam bahasa Inggris dan menunjukkan kemampuan berpikir global. “Meski sempat ragu karena program ini sepenuhnya berbahasa Inggris, Syarifah berani mencoba. Dan hasilnya, dia satu-satunya siswa dari Aceh Utara yang lolos di batch pertama tahun 2025,” ujarnya.

Program AFS Global STEM Innovators menghadirkan fasilitator internasional dari berbagai negara seperti India, Australia, Malaysia, dan Amerika Serikat. Melalui kegiatan ini, para peserta diajak untuk melihat dunia dengan perspektif baru—bahwa ilmu pengetahuan bisa menjadi jembatan bagi perdamaian dan kemajuan.

Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Aceh Utara, Muhammad Johan, M.Pd, turut menyampaikan apresiasi atas prestasi tersebut. “Pendidikan Aceh Utara sedang berbenah. Sekolah boleh berada di pedalaman, tapi wawasan anak-anaknya sudah mendunia,” tuturnya penuh semangat.

Perjalanan Syarifah menjadi pengingat bahwa kegagalan bukan akhir dari segalanya, melainkan batu loncatan menuju kesempatan yang lebih besar. Dari Matangkuli, semangatnya kini menembus batas dunia.(*)

Share :

Baca Juga

Daerah

Kafilah Aceh Timur Kembali Tampil di Sejumlah Cabang MTQ Aceh XXXVII

Daerah

Kafilah Aceh Timur Ikuti Rangkaian Kegiatan Awal MTQ Aceh ke-37 di Pidie Jaya

Pemerintah Aceh

“Polisi Saweu Sikula”, Kolaborasi Disdik dan Polda Aceh Tekan Kenakalan Remaja di Aceh Selatan

Daerah

Peringati Hari Santri 2025, Bupati Iskandar Usman Al-Farlaky Pimpin Upacara di Aceh Timur

Daerah

Forikan Aceh Timur Gelar Lomba Masak Serba Ikan, Ajak Masyarakat Tingkatkan Konsumsi Ikan dan Cegah Stunting

Pemerintah

Disdik Aceh Gelar Tryout TKA, Tingkatkan Kesiapan Siswa Menghadapi Ujian dan Tantangan Global

Daerah

Bupati Syech Muharram : Kehadiran Sekolah Rakyat Jadi Modal Peningkatan SDM Keluarga Miskin

Daerah

Bupati Aceh Besar Minta OPD dan Pilar Sosial Terkait Kebencanaan Selalu Siaga