Acehpost.id | Banda Aceh — Keluarga Besar Mahasiswa(KBM) Pertanian USK mengecam keras tindakan kekerasan yang dialami oleh Wakil Presiden Mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK), Amru Hidayat, dalam pernyataan resmi mereka setelah pengeroyokan yang terjadi pada tanggal 14 Mei.
Konflik ini berasal dari dua isu utama di kalangan mahasiswa USK, yaitu aksi demo di Kantor DPRA dan Kantor Gubernur Aceh yang melibatkan mahasiswa yang tidak diizinkan untuk mengkritisi kebijakan pemerintah, dan keikutsertaan Amru Hidayat dalam Latihan Kader 1 Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang dipandang sebagai pelanggaran karena larangan bagi anggota Badan Eksekutif Mahasiswa(BEM)untuk terlibat dalam organisasi eksternal kampus.
KBM Pertanian menuntut agar pihak Rektorat USK mengusut tuntas dan memberikan sanksi tegas kepada para pelaku kekerasan. Mereka juga meminta penegak hukum agar tidak mengabaikan kasus ini, serta mengajak seluruh mahasiswa USK untuk ikut mengawal kasus ini agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
Dengan pernyataan sikap ini, KBM Pertanian berharap keadilan bisa ditegakkan dan lingkungan kampus kembali kondusif serta bebas dari tindakan premanisme.
Mereka juga menegaskan pentingnya menjaga kebebasan berpendapat dan hak berorganisasi bagi mahasiswa, serta perlunya penegakan hukum yang tegas terhadap tindakan kekerasan di lingkungan kampus.
KBM Pertanian berkomitmen untuk terus mendukung upaya penegakan keadilan dan memastikan tidak ada lagi tindakan kekerasan yang merugikan mahasiswa di USK. []