Acehpost.id – Gubernur Aceh, Muzakkir Manaf atau Mualem mulai geram dengan informasi yang berkembang bahwa bantuan luar negeri ke provinsi Aceh ditolak atau dipersulit pemerintah.
Karena itu, Mualem menegaskan bahwa orang yang menolak atau mempersulit bantuan asing atau negara luar ke Aceh adalah orang bodoh.
Dia menegaskan bahwa Aceh terbuka menerima bantuan dari luar negeri demi mempermudah penanganan bencana banjir bandang dan longsor yang melanda Aceh sejak akhir November lalu.
Mualem menolak adanya tudingan bahwa Pemerintah Aceh mempersulit izin masuknya bantuan asing.
Menurutnya, bantuan luar justru sangat penting untuk mempercepat penanganan warga terdampak bencana.
Karena itu, Mualem mempertanyakan apabila ada pihak yang menghalangi arus bantuan kemanusiaan yang berasal dari luar.
“Mereka tolong kita, kok kita persulit? Kan bodoh,” tegas Mualem di Lanud Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Minggu (07/12/2025) malam.
Pernyataan itu disampaikan Mualem usai melaksanakan rapat terbatas (ratas) bersama Presiden dan sejumlah menteri di posko terpadu penanganan bencana alam Aceh.
Mualem memastikan, bantuan baik dari dalam maupun luar negeri yang sudah masuk ke Aceh tersalurkan dengan tepat sasaran.
Muzakkir Manaf mencontohkan bantuan dari kenalannya di Malaysia yang memberikan obat-obatan telah disalurkan untuk membantu warga korban terdampak banjir di Aceh.
“Tersalurkan semuanya bahkan tidak cukup, dan mereka bahkan dalam beberapa hari ini, hari Rabu akan datang membawa obat sebanyak 3 ton lagi, bersamaan dengan dokter,” katanya.
Mualem menyebut tidak ada larangan dan sah saja menerima bantuan dari luar negeri, termasuk tim pendeteksi mayat yang berasal dari China.
Sebelumnya Mualem mengakui sempat menerima kabar adanya dugaan intervensi terkait kedatangan tim dari China.
“Semuanya sudah saya kroscek tidak ada, semua lancar. Mereka tolong kita, masak kita persulit, kan bodoh. Saya rasa itu saja,” ujarnya.
Menurut Mualem, tim pendeteksi mayat tersebut bukan atas nama pemerintahan negara setempat, tetapi seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
“Ya, mereka sedang evakuasi sekarang di tempat-tempat yang berat terkena banjir,” jelasnya.
“Sedang mengevakuasi mayat-mayat tertanam dengan lumpur. Itu pekerjaan mereka, tugas mereka datang ke mari. Mereka bukan dari pemerintah China, tetapi seperti LSM,” tuturnya lagi.(*)













