Acehpost.id | Banda Aceh — Prodi Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry Banda Aceh, pada workshop Review Kurikulum yang dilakukan, telah menyepakati “pembangunan masyarakat pedesaan (rural community development)” sebagai distingshinya. Terdapat dua profil lulusan yang disepakati yaitu tenaga pengembang masyarakat/ Community Development officer (CDO), dan Tenaga Ahli Pembangunan Pedesaan. (06/06/24)
Workshop Kurikulum ini diarahkan oleh narasumber yang kompeten yaitu Siti Aminah, S.Sos.I, M,Si, Ketua Prodi PMI UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta. Menurut Aminah, Saat ini Indonesia menerapkan kurikulum KKNI dengan pendekatan Outcome Based Education (OBE) dan MBKM. Hal ini sesungguhnya telah dijalankan di banyak Prodi, hanya saja pendokumentasian prosesnya dan pengawasan terhadap pencapaiannya yang belum maksimal. Sehingga pengukuran terhadap ketercapaian output dan outcome sulit untuk dipastikan, tegasnya. Maka workshop kurikulum yang dilakukan oleh Prodi PMI UIN AR-Raniry, adalah langkah tepat, tandasnya.
Sebanyak 24 Peserta antusias mengikuti rangkaian workshop review kurikulum ini. Dr. Masrizal MA, Ketua Ikatan Alumni (IKA) Prodi PMI menyampaikan masukannya agar kurikulum prodi PMI yang baru, megalokasikan SKS yang lebih banyak untuk keahlian pengembangan masyarakat paska konflik dan bencana. Sementara Faisal, S.IP, MM dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat Gampong (DPMG) menyebutkan: dengan terbitnya UU Nomor 3 Tahun 2024 sebagai revisi UU No.6 2014 tentang Desa, maka desa menjadi sentra pemberdayaan masyarakat yang sangat urgen. Untuk konteks Aceh terdpat 6500 gampong, artinya dibutuhkan setidaknya 77.000 orang tenaga profesional pengembang gampong, tambahnya. Stake holder lainnya Julie Sari Avolita, SP, MM dari DP3A Provinsi Aceh, dan Safwan, S.Ag, MM dari Dinas Sosial Provinsi Aceh menggaris bawahi tentang pentingnya pengetahuan kearifan lokal dan etika pemberdayaan masyarakat dalam kurikulum. Hal ini sejalan dengan arah Pembangunan di Indonesai yaitu pada upaya perubahan perilaku.
Dr. Rasyidah, M. Ag, ketua Prodi PMI UIN Ar-Raniry menyebutkan bahwa kurikulum adalah inti pembangunan pendidikan di PT. Seperti apa Pendidikan tinggi dilakukan, akan sangat tergantung pada ramuan kurikulumnya. Maka review kurikulum menjadi proses penting yang harus dilakukan dengan serius, melibatkan dosen, mahasiswa, alumi, pengguna, dunia usaha dan pakar. Karenanya Rasyidah menyampaikan apresiasinya yang tinggi pada stake holder terkait yang menghadiri proses review kruikulum ini. Sehingga review kurikulum yang dilakukan dapat lebih komprehensif, jelasnya.
Sementara itu, Marini Kristina Situmeang, M.Sos, M.Si ketua panitia kegiatan dan juga sekretaris prodi PMI menyebutkan bahwa workshop kurikulum ini merupakan rangkaian kegiatan review kurikulum yang telah dilakukan sejak akhir tahun 2023.
Workshop awal dilakukan dengan melibatkan multi stakeholder untuk mengidentifikasi distingshi yang relevan. Selanjutnya diikuti dengan kegiatan “ngopi kurikulum jilid 1” dan jilid jilid seterusnya hingga terlahirlah draft struktur kurikulum yang diworkshopkan bersama pakar hari ini, tuntasnya.